PT. BESTPROFIT FUTURES
Kepala Subbidang Informasi Iklim dan Kualitas Udara BMKG Siswanto menyatakan fenomena awan menggumpal di Yogyakarta adalah awan Arcus. Awan Arcus merupakan salah satu varian dari awan Cumulonimbus. BESTPROFIT
"Menurut klasifikasi awan disebut awan Arcus. Termasuk awan rendah dengan ketinggian di bawah 2 kilometer," ujarnya pada Jum'at (15/1). Lebih lanjut Siswanto menjelaskan, fenomena ini terjadi karena adanya pertemuan masa udara hangat dari laut bertemu dengan masa udara dingin dari darat. Hal tersebut menyebabkan awan menggulung seperti ombak.
Siswanto menuturkan awan Arcus biasanya menjadi aksesoris dari awan cumulonimbus atau awan badai hujan. Namun, dia berkata tidak semua cumulonimbus disertai pembentukan awan Arcus. Ia juga mengimbau kepada pihak yang melakukan aktivitas penerbangan untuk berhati-hati, karena kemunculan Arcus yang disertai angin dapat membahayakan aktivitas take off atau landing pesawat. BEST PROFIT
"bila terjadi sekitar bandara maka tentu ini perlu mendapat perhatian khusus bagi aktivitas penerbangan. Sebab kemunculan awan Arcus dan Cb ini bisa disertai angin yang dapat membahayakan aktivitas takeoff / landing pesawat, " ujarnya. Namun Ia menjelaskan, fenomena tersebut umumnya sudah dipahami oleh para pilot, karena sudah memahami situasi yang disesuaikan dengan perlintasan Bandara Internasional Yogyakarta. PT. BESTPROFIT
Sebelumnya, beredar sebuah video yang menggambarkan fenomena gumpalan awan terjadi di Jogja pada Jum'at (15/1). Video yang berdurasi 23 detik yang diunggah di Twitter oleh akun @JogjaUpdate ini menangkap fenomena gumpalan awan hitam yang terjadi sekitar kawasan pantai dan Bandara Internasional Yogyakarta, Kabupaten Kulon Progo. PT. BEST PROFIT
Sumber cnnindonesia
Komentar
Posting Komentar