PT. BESTPROFIT FUTURES
Legalisasi ganja di sejumlah negara bagian AS disebut memicu penurunan permintaan resep obat anti-depresi, obat tidur, dan nyeri. Hal itu diungkap lewat sebuah penelitian yang dilakukan oleh peneliti dari Cornell University, Amerika Serikat. Ketika banyak negara bagian di AS melegalkan ganja, volume sejumlah resep seperti anti-nyeri, depresi, kecemasan, sulit tidur, gangguan psikologis dan kejang menurun secara signifikan. BESTPROFIT
Studi itu dilakukan oleh Shyam Raman, mahasiswa doktoral di Cornell Jeb E. Brooks School of Public Policy, dan Ashley Bradford, mahasiswa doktoral Universitas Indiana, itu berjudul 'Legalisasi Ganja untuk tujuan Rekreasi Terkait dengan Pengurangan Peresepan Obat di Antara Peserta Medicaid', diterbitkan pada 15 April di jurnal Health Economics. Sebagian besar penelitian ganja ini berfokus pada dampak ganja pada permintaan resep obat, atau dampak legalisasi penggunaan rekreasional pada permintaan opioid atau obat anti-nyeri. PT. BESTPROFIT
"Hasil ini memiliki implikasi penting, pengurangan penggunaan obat yang kami temukan dapat mengarah pada penghematan biaya yang signifikan untuk program Medicaid (BPJS Kesehatan versi AS) negara bagian," ujar Raman dikutip dari Science Daily, Selasa (19/4). Raman dan Bardford menganalisis data yang diambil dari Centers for Medicare and Medicaid Services di 50 negara bagian di AS, dari 2011 hingga 2019.
Sejauh ini, 40 negara bagian di AS melegalkan ganja medis yang harus diresepkan oleh dokter, 20 negara bagian melegalkan penggunaan ganja untuk semua orang dewasa. Peneliti menemukan perubahan yang signifikan dalam hal permintaan obat yang digunakan untuk mengobati gangguan tidur dan kecemasan, namun tidak berdampak nyata pada peresepan obat yang digunakan untuk mengobati mual.
Lebih lanjut, pasien yang menggunakan ganja untuk mengobati kondisi medis mereka lebih jarang datang ke dokter. Terlepas dari itu, Raman dan Bradford mengatakan penelitian itu tak menyertakan tingkat keparahan penyakit pasien. PT. BEST PROFIT
"Data yang digunakan dalam penelitian ini tidak menangkap tingkat kesehatan pasien dan dengan demikian efek jangka panjang dari substitusi dari obat-obatan ke ganja masih belum diketahui," aku penulis penelitian itu.
Keduanya juga tetap memperingatkan penggunaan ganja bukannya tidak berbahaya sama sekali. Menurut mereka, banyak penelitian mengaitkan narkotika golongan I itu dengan potensi pemicu kecemasan dan psikosis seperti skizofrenia. BEST PROFIT
Sumber : cnnindonesia
Komentar
Posting Komentar